MENCICIPI UNIKNYA SOTO LUMAYAN KANG SARMAN


    Ingin merasakan bagaimana rasa soto yang rasanya beda dari yang lain? Cobalah soto Lumayan Kang Sarman. Eits, tapi jangan sampai salah pilih, karena hanya ada satu yang asli. Waktu Buka Soto lumayan kang sarman. Setiap hari pk 06.00 - 14.00 WIB



    Lanskap Jogja di pagi hari dipenuhi ratusan kendaraan bermotor. Dengan alasan buru-buru dan dikejar waktu, mereka sama-sama menancap gas. Kadang, tak sedikit yang memencet klakson berulang-ulang agar pengendara di depannya mau minggir. Ah, Jogja semakin semrawut saja. Daripada emosi sendiri berada di jalan raya Jogja pagi hari, mending mampir ke warung soto untuk mengisi perut.



    Menu soto di Jogja memang banyak, salah satunya adalah soto Lumayan Kang Sarman yang notabene menjadi menu soto yang memiliki ciri khas tersendiri di Jogja. Warung soto Lumayan Kang Sarman yang pertama berdiri yakni sejak tahun 2008. Sampai-sampai warung soto yang satu ini telah menjadi trend setter khususnya di wilayah kotagede dan sekitarnya.


    Untuk memudahkan penyebutan, mari kita sepakati bila warung soto yang ingin saya sambangi adalah warung Soto Lumayan Kang Sarman. Pada mulanya kami cukup kesulitan menemukan warung soto yang akan saya tuju. GPS yang saya set telah menunjukkan warung yang masih tertutup pintunya adalah warung Soto Lumayan Kang Sarman.


    Meskipun belum buka, mobil dan motor sudah berderet parkir di depan warung. Lalu saya pun ikut memarkir motor di sisi barat warung. Sejenak saya mengintip jam di ponsel. Sudah lewat sepuluh menit dari jam enam. Padahal hari sebelumnya saya mengecek di Google tempat ini buka pukul setengah delapan, kenapa sudah jam segini belum buka juga? Sempat ragu juga, jangan-jangan warung soto ini sedang libur. Ah, apa salahnya menunggu. Kalau libur ya tinggal coba lagi. Benar, kan?


    Jam menunjukkan 06.30 WIB. Akhirnya seorang karyawan membukakan pintu warung yang cukup sederhana. Saya pun segera menghambur masuk melalui pintu itu karena pintu itu jalan satu satunya untuk masuk ke warung tersebut.


"Karyawan yang lain masih pada libur, Bu," terang seorang karyawan menjawab pertanyaan pengunjung kenapa bukanya agak telat begini.


    Saya mencari tempat duduk kosong. Jika dibandingkan dengan warung-warung soto di sekitarnya, warung ini adalah salah satu yang memiliki konsep sederhana. Sepertinya empunya memang sengaja mempertahankan konsep interior warung dari sejak didirikan. Alih-alih menggunakan billboard besar di pinggir jalan, warung ini hanya menggunakan papan kecil berwarna kuning untuk menuliskan nama warungnya. Berjalan masuk ke bagian tengah ruangan, empat kayu di empat titik menjulang menyangga bagian atap. Di bagian plafon digantung beberapa sangkar burung yang tidak ada burung di dalamnya.


    Dengan sigap karyawan menanyai kami mau makan dan minum apa. Tak berapa lama kemudian, ada karyawan yang membawa nampan besar berisi mangkuk-mangkuk soto.


"Soto biasa?" tanya karyawan itu.


    Setelah saya mengiyakan, ia segera menurunkan mangkuk-mangkuk soto yang asapnya masih mengepul dari kuahnya. Selain soto biasa, bisa juga memesan soto pisah yang mana nasinya nanti akan ditempatkan di piring berbeda dengan sotonya. Isian soto Lumayan Kang Sarman memiliki kesamaan dengan soto yang lainnya yakni kubis, seledri, taoge, nasi, suwiran daging ayam, bawang goreng.


    Yang spesial di warung ini adalah hanya tambahan topping yang terbuat dari ketela goreng yang dinamakan “Lethuk”, begitu juga dengan kuah kaldunya yang dibuat dari air rebusan ayam kampungnya. Kuah kaldunya tidak pekat, berwarna coklat kekuningan terasa gurih dan segar. Di mangkuk sotonya sudah ditambah perkedel kentang. Menyantapnya akan lebih beda jika perkedelnya dilumatkan terlebih dahulu di kuah sotonya, sehingga kuahnya akan menjadi kental. Di meja kami telah tersedia sate usus dan bakso goreng khas kang sarman sendiri. Semuanya terlihat menggoda dan saya pun tak luput mengambil salah satu dari mereka.


    Eh tunggu, saya menjadi penasaran bagaimana perjalanan usaha soto Lumayan Kang Sarman ini. Saya pun segera menanyakan ke seseorang di belakang meja kasir sesaat setelah selesai makan. Ada seorang laki-laki lebih dari paruh baya yang bernama Arif.

"Pemilik pertama adalah bapak yang sedang meracik soto itu(sambil menunjuk seorang bapak-bapak yang usianya sekitar 50 an)," terang Arif.

Soto di warung Soto Lumayan Kang Sarman ini masih mempertahankan resep asli dari awal berdirinya usaha ini.


"Jadi, (warung soto) yang sebelah-sebelah itu milik teman dan saudara saya, untuk rasanya itu tanggung jawab mereka masing-masing," ucap Arif. Jika sebelumnya menganggap warung-warung lain di sekitar warung Soto Lumayan Kang Sarman ini merupakan warung cabangnya, segera tepis anggapan itu. Warung soto ini tidak membuka cabang di tempat lain. "(Warung soto) ini untuk milik keluarga kami," pungkasnya.


    Untunglah saya tidak perlu menyambangi warung lain untuk memastikan telah menyantap Soto Lumayan Kang Sarman. Jika tidak, mungkin akan menghabiskan hampir uang saku sebulan untuk mencoba satu-satu soto yang ada di kawasan ini hanya demi mencari soto Lumayan Kang Sarman yang benar-benar asli.



Written by. Azmi Al-Fawwaz 19107030114



MENCICIPI UNIKNYA SOTO LUMAYAN KANG SARMAN MENCICIPI UNIKNYA SOTO LUMAYAN KANG SARMAN Reviewed by FOODS HUNTER on Juni 14, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.