Mencari kuliner khas Indonesia di tengah ramainya kuliner kekinian susah-susah gampang. Tapi jika kamu mencarinya di Yogyakarta, tentu akan lebih mudah. Kota pelajar ini sampai sekarang boleh dibilang menjadi barometernya kuliner Nusantara.
Yogyakarta memang dikenal dengan makanan khasnya, Gudeg. Kuliner khas ini pula yang selalu diburu turis domestik ataupun manca negara saat berkunjung ke Yogyakarta. Tapi jangan keliru, di Yogyakarta (Jogja) banyak makanan selain gudeg yang bisa dicicipi. Salah satu yang recommended adalah Sate Ratu. Untuk bisa mencicipi Sate Ratu tidaklah sult. Sekitar tujuh kilometer utara pusat wisata malam Malioboro, tepatnya di Jalan Magelang, terdapat banyak dealer motor, mobil, dan barang elektronik. Jalan Magelang dikenal dengan volume kendaraan yang padat dan ramai.
Sekilas tak ada yang menarik, tapi ternyata di sinilah para turis mancanegara sering menghabiskan waktu mencicipi kuliner khas nusantara, yakni Sate Ratu. Tepatnya di Paradise Food Court, Jalan Magelang KM 6, Sleman, Yogyakarta.
Tampaknya ada sesuatu yang menarik ditengah hiruk pikuk ramainya Jalan Magelang, disisi timur jalan tak jauh dari Jogja City Mall. Sekilas seperti tempat wisata, lampu-lampu menghiasi setiap sudut tempat yang diberi nama Jogja Paradise. Ternyata tak lain tak bukan itu adalah tempat makan semacam food court area. Masuk dengan percaya diri, tengok kanan dan kiri, ya begitu lah orang-orang yang sedang sibuk mencari tempat makan yang cocok.
Berjalan mengelilingi Jogja Paradise, mata tertuju pada suatu tempat dengan neon box unik bergambar wanita bersanggul. Awalnya saya pikir sebuah salon, lucu juga ada salon ditengah-tengah jajaran warung makan. Tertanya itu adalah warung sate. Dengan desain depan warung ala mini bar di Bali dan disambut dengan peta dunia disisi kiri pintu masuk, begini lah atmosfir unik Sate Ratu.
“Halo, Selamat Datang, Silahkan, dari mana ini” sambut pria berkaos hitam bertuliskan Sate Ratu. Fabian Budi Seputro, owner Sate Ratu yang menyambut ramah setiap pelanggannya.
Selembar list menu disodorkan kepada pembeli yang datang dan sesekali menjelaskan menu-menu favorit yang disering dipesan. Ada tiga macam menu andalan di warung ini, yaitu lilit basah, sate merah, dan ceker tugel. Warung Sate Ratu punya desain sederhana, namun rapi dan bersih. Pengunjung yang ke sana akan merasa santai. Sebenarnya interior warung Sate Ratu tak ada yang istimewa. Tapi yang membuat warung ini jadi unik dan beda adalah coretan-coretan di sisi-sisi dindingnya. Bukan coretan biasa, coretan ini ternyata ditulis oleh para pelanggan Sate Ratu dari berbagai penjuru dunia. Coretan-coretan di dinding yang banyak bercerita.
Coretan-coretan khas di dinding ditulis oleh turis dari 74 negara. Para turis menulis kesan mereka saat makan Sate Ratu dengan bahasa asli mereka. Para pelanggannya dari 74 negara tersebut juga diabadikan lewat jepretan foto.
Warung Sate Ratu didirikan Fabian Budi Seputro pada Maret 2016. Pada mulanya, warung ini berkonsep angkringan premium yang diberi nama Angkringan Ratu. Beda dari yang lain angkringan ini dibuat untuk target pasaran wisatawan asing.
Angkringan Ratu sendiri berdiri pada tahun Juli 2015. Semangat Budi adalah ingin memulai menjadi entrepeneur dengan target pasar asing. Angkringan Ratu berupa sebuah tenda makan di jalan Solo. Berawal dari angkringan yang menjual bermacam-macam sate, disini bisnis Budi Seputro dimulai.
“Satu, dua tamu nyangkut dan mencoba produk kami kala itu. Memang masih sepi, tapi beginilah memulai bisnis,” ungkap pak Budi mengenang awal perjalanan bisnisnya.
Pak Budi, begitu ia biasa disapa, masih ingat betul turis pertama yang mencoba makanannya, yakni turis asal Singapura. Kala itu turis tersebut sangat puas karena bisa mencicipi street food khas Yogyakarta dengan pedagang yang humble dan bisa berbahasa asing. Menit demi menit, hingga jam demi jam, dihabiskan sang turis untuk ngobrol dengan pak Budi.
“Produk yang kita jual berbeda dari sate pada umumnya yang menggunakan bumbu kacang dan kecap. Selain itu potongan dari daging di Sate Ratu lebih besar-besar sehingga rasa dagingnya lebih juicy. Kita juga menggunakan bumbu merah yang belum ada di tempat lain,” kisah pak Budi.
Dari keunikan tersebutlah Sate Ratu mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya penghargaan dari Trip Advisor berupa Certificate of Excellence di tahun 2017 dan 2018. Selain itu sate ratu juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu dari 95 Foods Startup Indonesia oleh BEKRAF dan finalis penerus warisan kuliner kecap bangau tingkat nasional. Untuk kamu yang ingin mencoba sate ratu dengan keluarga bisa langsung ke sini. Sate Ratu buka setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 10 pagi hingga 9 malam.
Written by. Muhammad Thufeil Imtinan Kertamukti 19107030109
Tidak ada komentar: